Rabu, 14 Mei 2014

KEPENTINGAN: ASAL USUL RETAKNYA HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

Manusia adalah makluk sosial yang selalu merindukan dorongan dari sesamanya untuk mencapai potensi diri. Tanpa dukungan dari sesama, mustahil seseorang maju untuk mencapai sesuatu yang dimimpikannya. Orang lain sangat dibutuhkan orang lain walaupun setiap orang memiliki kapasitas untuk berjuang merealisasikan apa yang dimimpikannya.

Studi pengembangan diri sering cenderung memikirkan kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai potensi diri. Potensi diri dan kekuatannya memang ada dalam setiap peribadi tetapi sering kita lupa bahwa seseorang yang berada dan berkomunikasi dengan kitapun mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan diri.

Hubungan antar manusia telah menjadi topik yang menarik untuk disimak dalam kaitannya dengan pengembangan diri. Manusia dengan manusia setiap saat kita bertemu. Kita bicara dengan sesama manusia. Kita hidup dengan orang lain. Kita makan bersama-sama bahkan berbisnis dengan manusia. Manusia kita hargai hanya karena dia manusia. Dan nilai itulah yang tertinggi dalam hidup manusia.

Manusia diciptakan untuk hidup bersama secara baik dan benar. Manusia antara "Aku" dan "Engkau", antara "kami" dan "kita" dan antara "kita" dengan "Dia". Hidup bersama memerlukan kwalitas positif dan bermartabat. Ketika kwalitas positifnya memudar, maka kebersamaan hidup pun mulai memudar. Mengapa semangat kebersamaan mulai memudar?

Banyak jawaban atas pertanyaan ini. Kwalitas keutuhan dan kebersamaan mulai memudar ketika kepentingan mulai terganggu. Kepentingan tersebut mulai menyingkirkan kebersamaan. Kebersamaan mulai terancam. Kepentingan mulai menguasai. Hubungan antar "Aku" dan "Engkau", antara "kami" dan "kita" dan juga antara "kita" dengan "Dia" mulai retak. Akibatnya sangat sederhana. Apa akibatnya?

Kebersamaan tersingkir akibat kepentingan. Kepentingan yang kita perjuangkan karena kita yakini sebuah kepentingan atau nilai itu sesuatu yang bernilai tinggi. Sesuatu yang kita anggap terpenting itulah yang menyingkirkan semua yang dianggap menghalangi.

Apa yang kita anggap penting juga bisa menyingkirkan hakekat hidup damai, hidup bersama secara bermartbat. Lebih parah lagi, ketika kita menemukan bahwa kepentingan yang kita perjuangkan itu adalah suatu kepentingan sesaat. Kepentingan sesaat bisa menyingkirkan semua yang kita anggap benar dan ultimate. Walaupun kepentingan tertinggi yang seharusnya diperjuangkan.

Dengan kondisi seperti ini maka kita sudah menjadi korban dan mulailah hubungan kita retak, mulai saling tidak percaya, saling mencurigai, saling teror, intimidasi, saling membunuh dan menghabisi nyawa orang lain. "Aku" dan "Engkau" menjadi musuh, "kami" dan "kita" menjadi saling tidak percaya dan saling curiga.

Hidup dalam dunia seperti ini dituntut perlu adanya "rekonsiliasi". Tetapi bagaimana rekonsiliasi dilakukan kalau sudah terjadi sejak lama dan tentunya kepentingan akan terganggu? Percayalah, rekonsiliasi bisa dicapai. Tidak ada yang tidak bisa dibuat, ketika kita punya keyakinan positif bahwa manusia itu manusia yang perlu dihargai hak-haknya sebagai manusia.

Bagaimana manusia menghargai manusia lain kalau kepentinganku terganggu? Disinilah kita mulai membuka diri untuk mengevaluasi kepentingan itu sendiri. Kita sering yakin sesuatu dan itu dianggap lebih penting dari hidup berdamai dengan manusia lain. Apa nilai atau kepentingan yang ada dalam hidup anda yang sedang anda perjuangkan sampai saat ini? Apakah anda memiliki kepentingan akan kesejahteraan hidup manusia, kepentingan akan keuangan, kesehatan, kepentingan teritorial atau kepentingan apa? Demi memperjuangkan kepentingan itu, anda bisa melalaikan yang lainya.

Saling menghargai, saling menghormati, saling mengasihi adalah kepentingan yang tertinggi dalam hubungannya dengan sesama manusia. Hidup manusia yang lain lebih penting dari uang, jabatan, kekayaan, kehormatan, keutuhan NKRI, dan lain-lain. Semoga kita jaga hidup manusia dalam damai dan sejahtera. (Noakh Nawipa)




0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda